Jumat, 15 Maret 2013

Humor sufi

Kumpulan humor sufi dan cerita lucu ala bebetterself.com
1. Singa dan Pak Kyai
Konon suatu ketika seorang Kyai tersesat di hutan setelah memberikan caramah di desa terpencil. Di tengah hutan, ia bertemu seekor Singa yang kelihatannya sangat lapar. Melihat singa yang besar itu pak kyai pun berlutut dan berdoa “Tuhan, tolong tutuplah mulut Singa ini, agar dia tidak bisa menerkam aku”. Ketika selesai berdoa, ia melihat sang Singa juga sedang berdoa. Sang kyai pun mengucap syukur, “Ya Allah, terima kasih. Kau telah memberiku seekor Singa yang baik”. Sang Singa pun lalu berkata, “Betul, aku adalah Singa yang baik. Aku selalu berdoa mengucap syukur sebelum menyantap makananku, hmm… nyamm… nyamm..”.
 .

2. Nikmatnya menemukan barang yang hilang

Habanaqah kehilangan unta. Ia memberi pengumuman kepada orang-orang : “Barangsiapa yang menemukan unta-ku, aku akan memberikan unta itu kepadanya.” , “Lho, kalau memang akan diberikan kepada yang menemukan, kenapa kau harus mencarinya?” tanya orang-orang tak habis pikir. “Kalian tidak tahu nikmatnya menemukan sesuatu yang hilang,” jawabnya.
 .
Pada saat yang lain, Habanaqah sedang menuntun seekor untanya sambil mencari-cari sesuatu. Lalu ia mengatakan : “Siapapun yang menemukan untaku yang hilang, akan kuberi dia dua ekor unta.” , “Kamu kok malah mengganti seekor unta dengan dua ekor?” tanya orang-orang. “Kalian tidak tahu nikmatnya menemukan barang yang hilang,” jawabnya.
 .

3. Bertemu dengan satu atau seribu musuh sama saja

Bashar bin Bard diberitahu bahwa si fulan berkata “Bertemu dengan satu atau seribu musuh, bagiku sama saja.” , “Ya, dia benar. Karena ia akan melarikan diri ketika bertemu dengan satu musuh seperti ketika bertemu dengan seribu musuh.” Kata Bashar.
 .

4. Legenda Sepatu dan Unta

Seorang Arab Badui menawar sepasang sepatu kepada Hunain Al-Iskafi. Cukup lama mereka tawar-menawar, tapi Arab badui itu tak juga membelinya. Itu membuat Hunain marah, sehingga ia berpikir untuk melakukan sesuatu sebagai balas dendam. Ia berjalan di jalan yang menurutnya pasti dilalui oleh arab badui itu. Kemudian ia letakkan sepasang sepatu di bawah pohon di pinggir jalan itu. Beberapa meter sesudahnya ia letakkan satu lagi di tengah jalan, lalu ia bersembunyi. Ketika arab badui itu melihat ada sebuah sepatu di bawah pohon, ia berkata: “Sepatu ini mirip sepatu Hunain. Kalau ada pasangannya pasti kuambil.” Karena tidak menemukan pasangannya, ia tidak mengambilnya.
 .
Tapi ketika berjalan beberapa meter, ia menemukan satu sepatu lagi di tengah jalan. Ia menyesal tidak mengambil sepatu tadi. Arab badui itu turun dari untanya dan mengikatnya pada sebatang pohon untuk mengambil sepatu yang sebelumnya tidak jadi diambil. Saat itu, Hunain datang mengambil untanya. Arab badui itu akhirnya hanya membawa pulang sepasang sepatu dan kehilangan untanya. Kisah ini melahirkan pepatah arab “Ia pulang dengan hanya membawa sepasang sepatu Hunain” sebagai ungkapan bagi orang yang pulang dengan tangan hampa.
 .

5. Wanita Pengobral Cinta

Asy-Syaibani mengatakan : “Dulu, di Irak ada seorang penyanyi wanita yang sering didatangi Abu Nawas. Setiap kali ia datang, sang penyanyi itu menampakkan kemesraan seolah ia memang hanya mencintai Abu Nawas. Tapi, setiap kali datang ke tempat itu di lain hari, Abu Nawas selalu melihatnya bermesraan dengan lelaki lain sambil mengobrol penuh canda. Abu Nawas pun merangkai syair untuk perempuan itu :
 .
“Wanita itu memperlihatkan cintanya kepada semua lelaki. Ia juga menyambutnya dengan salah satu penghormatan cinta suci. Aku mendatangi relung hatinya untuk berlabuh, namun aku tak mendapatkan apa apa kecuali keluh. Hai wanita yang tidak puas dengan satu tambatan jiwa. Bahkan tak puas dengan seribu cinta. Tampak di mataku engkau adalah sisa kaum Nabi Musa. Yang tak puas dengan satu macam makanan saja”.
 .

6. Orang jelek memegang jenggot

Seorang berwajah jelek memegang jenggot Jahizh. Tapi Jahizh tetap diam saja. Maka orang itu pun berkata : “Hei, kenapa tidak mendoakanku?” , “Aku tidak tega berdoa kepada Allah agar menghilangkan keburukan darimu. Karena jika doaku dikabulkan, berarti kau akan kehilangan wajah,” jawab Jahizh
 .

7. Perantara doa yang banyak

Muthi’ bin Iyas menceritakan, “Suatu ketika, saya mengendarai keledai saya menyebrangi salah satu jembatan di Baghdad. Saya berpapasan dengan seorang buta yang mengira saya seorang prajurit. Lalu orang buta itu berkata : “Ya Allah, lembutkanlah hati khalifah agar ia mau memberikan rezeki kepada para prajuritnya. Lalu para prajurit itu berbelanja di warung-warung, sehingga para pedagang mendapat keuntungan dan harta mereka berlimpah. Dengan itu, mereka wajib mengeluarkan zakat, dan mereka akan mengeluarkan zakat untuk hamba.” ,
 .
“Pak, mohonlah kepada Allah agar dia memberimu rezeki. Jangan buat perantara sebanyak itu,” jawabku.
 .

8. Syairnya seorang Gubernur

Seorang gubernur merasa mampu menyusun syair. Suatu hari ia membacakan karya syairnya di hadapan Abu Al-Ghusni. Lalu ia meminta komentar dari Abu Al-Ghusni. “Syairku indah bukan?” , “Syair Tuan sungguh tidak indah,” Jawab Abu Al-Ghusni. Mendengar komentar itu sang gubernur marah besar dan memerintahkan para pengawalnya untuk memenjarakan Abu Al-Ghusni di kandang kuda. Setelah satu bulan, Abu Al-Ghusni dibebaskan. Beberapa hari setelah pembebasan itu, sang gubernur memanggilnya lagi dan kembali membacakan karya syairnya yang terbaru. Setelah selesai, Abu Al-Ghusni segera bangkit dari tempat duduknya dan berlari. Sang gubernur heran. “Hei, mau ke mana?” , “Mau ke kandang kuda,” jawab Abu Al-Ghusni
 .

9. Doa seorang yang berwajah kurang tampan

Abu Al-Ghusni bercermin pada sebuah cermin. Saat melihat wajahnya yang tidak rupawan ia berkata “Segala puji bagi Allah yang selain-Nya tidak memuji kepada sesuatu yang tidak disukai.” seolah sedang membaca bacaan saat bercermin

0 komentar:

Posting Komentar