Senin, 22 April 2013

Rahasia Sedekah

Energi sedekah 

Energi sedekah sangat berpengaruh luar biasa bagi pelaku dan penerimanya, jika kita mengulurkan tangan memberikan bantuan sedekah dengan ikhlas kepada orang lain, maka antara kita dengan yang menerima bantuan sedekah sama-sama tebentuk sebuah energi positif, yang secara umum bisa dikatakan bahwa sedekah dapat mempererat silaturahmi.

Makna sedekah adalah cinta kasih kepada sesama, barangkali yang demikian itulah sehingga agama dan aliran kepercayaan manapun mengenal dan melakukan sedekah. Begitu pula orang-orang atheis, penganut animisme maupun dinamisme juga melakukan perbuatan mulia yang dinamakan sedekah tersebut.

Terlepas dari syariat agama, secara fitrah kita mendambakan cinta kasih dari sesama manusia. Sebaliknya secara naluri kita akan sedih jika orang lain membenci atau memusuhi kita. Wujud dan cinta kasih dalam islam adalah sedekah, dimana sedekah menyimpan misteri dan membangkitkan energi yang luar biasa.

Anak adam yang memberikan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahui lebih kuat dari seluruh ciptaan Tuhan. Bersedekah dengan tangan kanan dan tangan kiri tidak tahu yang berarti bersedekah tanpa mengharapkan apapun, tanpa pamer, niatnya sangat bersih dan ikhlas hanya mengharap ridha Alloh SWT saja. Inilah energi sedekah yang luar biasa.

Masih banyak orang yang belum bisa melakukan hal tersebut, sedekah yang dilakukan masih mengandung unsur hawa nafsu, kecenderungan ingin dipuji, ingin pamer dan ingin mendapat balasan dari yang menerimanya. Sedekah yang demikian itulah yang kurang dapat memberikan kekuatan energi bagi pemberi maupun yang menerimanya.

"Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik. Dan Alloh akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesaalahmu, dan Alloh mengetahui apa yang kamu kerjakan."    QS.al-Baqarah 271.

Ulurkanlah sedekah dengan ikhlas, meskipun anda tidak mengharapkan balasan tetapi secara otomatis Alloh SWT akan membalas pahala anda dan secara otomatis pula orang yang kita beri akan membalasnya minimal dengan ucapan terima kasih dan senyum yang tulus. Dibalik ucapan terima kasih dan senyuman yang tulus itu sebetulnya tersimpan energi yang sangat besar yang sewaktu-waktu akan membias kepada kehidupan kita.

Menjadi Kaya dengan Sedekah

Menjadi Kaya dengan Sedekah
Semua berawal dari perkataan teman tentang sedekah. Dia bercerita tentang Ustad Yusuf Mansur yang menganjurkan sedekah untuk mendapatkan tujuan kita. Dalam kondisinya, dia ingin segera menikahi tambatan hatinya namun kekurangan biaya. Ia pun mulai bersedekah berdasarkan jumlah nominal uang yang ia perlukan untuk membuat resepsi pernikahan nanti.

Karena penasaran dengan Ustad Yusuf Mansur yang telah membuat teman saya sangat terinspirasi itu, saya pun segera mencari informasi tentang Ustad Yusuf Mansur. Ternyata saya menemukan film ‘Kun FayaKuun‘ yang dibuat oleh Ustad Yusuf Mansur. Film ini bercerita tentang kehidupan seorang tukang kaca yang jauh dari mencukupi, namun tukang kaca itu tidak berputus asa dari rahmat Allah dan ia tetap bersedekah meskipun kekurangan.

Film ini sangat menginspirasi saya sehingga malam itu juga saya memutuskan besok pagi saya akan naik bis ke kantor agar bisa membeli banyak barang yang ditawarkan ke saya di dalam bis dengan maksud sedekah. Alhamdulillah, baru saja berniat seperti itu, besok paginya saya diajak meeting mendadak oleh seseorang dan dari pembicaraan kami telah lahir sebuah peluang yang nilainya ratusan kali lipat dari jumlah yang saya niatkan untuk sedekah. Subhanallah, baru niat saja sudah seperti itu! Saya pikir ini kebetulan, tapi waktu mendengarkan testimoni ibu ini di YouTube, saya yakin ini bukan sekedar kebetulan.

Saya semakin penasaran dan membeli buku dengan judul ‘The Miracle of Giving, Keajaiban Sedekah‘ yang ditulis oleh Ustad Yusuf Mansur sendiri. Di dalam buku itu, disebutkan dalam Al-Qur’an Surat 6:160, Allah menjanjikan balasan 10x lipat bagi mereka yang mau berbuat baik. Bahkan di dalam Al-Qur’an Surat: 2: 261, Allah menjanjikan balasan sampai 700 x lipat.  Selama ini terus terang saya nggak menyadarinya. Insya Allah sedekah terus saya lakukan, tapi saya nggak pernah ‘menghitung’ dan mengharapkan apa yang akan saya dapatkan nanti dari Allah. Saya tidak menghubung-hubungkan rejeki yang saya terima dengan sedekah yang saya lakukan, padahal itu berkaitan erat!

Di dalam buku ini, Ustad Yusuf Mansur berkata, apa yang sudah kita ketahui ini akan menjadi ilmu buat kita. Sehingga jika kesusahan dalam hal finansial, nggak susah-susah minta tolong orang lain, tapi langsung minta tolong kepada Allah. Karena sadar dengan hal ini pun, saya jadi berusaha untuk sedekah dengan lebih baik dan terencana.

Beberapa tips menjadi kaya dari masukan Ustad Yusuf Mansur:

   1. Shalat Dhuha 4 rakaat (dilaksanakan dalam 2 rakaat – 2 rakaat) dapat membuka pintu rizqi
   2. Meminta pada Allah saat Shalat Tahajjud
   3. Memelihara dan memberi makan anak yatim
   4. Sedekah 10% dari penghasilan, karena 2,5% saja tidak cukup
   5. Sedekah 10% dari jumlah yang diinginkan. Dengan konsep ini, jika kita ingin membeli rumah seharga Rp 100 juta, maka kita harus bersedekah sekitar Rp 10 juta terlebih dahulu. Karena beginilah matematika sedekah menurut Ustad Yusuf Mansur

      10 – 1 = 19

      Dalam matematika biasa memang 10 – 1 adalah 9. Namun karena Allah menjanjikan balasan 10x lipat, maka minimal kita akan mendapatkan 19. Jika perhitungan dilanjutkan maka akan seperti ini:

      10 – 2= 28
      10 – 3= 37
      10 – 4= 46
      10 – 5= 55
      10 – 6= 64
      10 – 7= 73
      10 – 8= 82
      10 – 9= 91
      10 – 10= 100

      Jadi sekarang agak ‘masuk akal’ kan jika ingin beli rumah Rp 100 juta maka harus bersedekah Rp 10 juta dulu :)
   6. Tambahan dari saya mungkin bisa dicoba. Saya selama ini bersedekah untuk sesuatu yang sifatnya dapat berlipat ganda. Misalnya, sedekah untuk pendidikan anak, sedekah untuk alat ibadah, dll, yang kemungkinan pahalanya dapat saya bawa hingga mati (karena terus mengalir).

Last but not least, kadang-kadang untuk bisa percaya, kita perlu membuktikan. Mungkin dari pengalaman sendiri sudah banyak, tapi karena nggak perhatian akhirnya kita lupa. Silahkan baca pengalaman-pengalaman orang lain yang bersedekah dan merasakan manfaatnya di situs Wisata Hati milik Ustad Yusuf Mansur. Selamat bersedekah!

UPDATE:


Pagi ini gue praktekin ilmu sedekah-nya di bis, dengan membeli barang-barang yang tidak terlalu gue butuhkan plus menyantuni pengamen dan peminta-minta yang terlihat memang tidak capable menolong dirinya sendiri. Di sini gue ikhlas dan menghilangkan buruk sangka seperti, “Dapet berapa tu orang sehari, jangan-jangan lebih kaya dari gue!”.

Kalau dihitung berarti hari ini ‘invest’ Rp 50.000 di dalam bis. Kemudian pas sampai kantor, ngambil dokumen adek gue di lantai 1, ternyata masi disuruh bayar Rp 400.000-an lagi dan karena mereka nggak punya mesinnya gue disuruh ambil ATM dulu aja di depan. Meskipun bawaan gue banyak banget dari di bis sampe kantor gue coba tahan nggak ngedumel. Ternyata setelah gue ambil duit gue seperti nggak berkurang malah bertambah. Langsung deg-degan.

Sampai kantor langsung cek Klik BCA and ada transferan senilai 20x investasi gue tadi pagi dari arah yang tidak disangka-sangka. Jadi teman-teman, ilmu baru ini terbukti dan teruji, jangan ragu lagi!
(www.salsabeela.com)

Keistimewaan Sedekah

Keistimewaan Sedekah
( Renungan Bagi Orang Sakit )

Segala  puji  hanya  milik  Allah,  kita  selalu  memujiNya  dikala  senang
maupun  susah.  Shalawat  dan  salam   semoga  tetap  tercurah  kepada
Rasulullah  -yang  pernah  mengalami  sakit  dan  tertimpa  cobaan-  ,  kepada
keluarga dan sahabat beliau yang penyabar lagi ridha terhadap taqdir Allah.
Pada  zaman  ini  berbagai  penyakit  semakin  menyebar  dan  banyak
macamnya.  Bahkan  beberapa  penyakit  tidak  bisa  ditangani  oleh  dokter  dan
belum  ditemukan  obatnya,  seperti  kanker  dan  semisalnya,  meskipun
sebenarnya  obat  penyakit  tersebut  ada.  Allah  tidak  menciptakan  suatu
penyakit,  melainkan  ada  obatnya.  Namun  obat  tersebut  belum  diketahui,
karena suatu hikm ah tertentu yang dikehendaki oleh Allah.
Mungkin  penyebab  utama  banyaknya  penyakit  adalah  banyaknya
kemaksiatan  dan  dilakukan  dengan  terang-terangan  tanpa  malu.
Kemaksiatan  yang  menyebar  ditengah  masyarakat  dapat  m embinasakan
mereka. Allah berfirman yang artinya:
"Dan  apa  saja  musibah  yang  menimpa  kamu,  adalah  disebabkan  oleh
perbuatan tanganmu sendiri" (Surat Asy Sura 30)
Diantara hikmah penyakit yang diderita seorang hamba adalah sebagai
ujian  dari  Allah  kepadanya,  dunia  adalah  tempat  berseminya  berbagai
musibah, kesedihan, kepedihan dan penyakit.
Ketika  saya  melihat  orang  sakit  bergulat  dengan  rasa  sakitnya  dan
menyaksikan  orang  yang  membutuhkan  pertolongan  dengan  menahan  rasa
perihnya,  mereka  telah    melakukan  berbagai  macam  ikhtiar  namun  mereka
melewatkan  sebab  penyembuhan  yang  hakekatnya  dari  Allah.  Maka  saya
tergerak menulis untuk sem ua orang yang sedang sakit, agar rasa duka dan
sedihnya lenyap, dan penyakitnya dapat terobati.
Wahai  anda  yang  sedang  sakit  menahan  lara,  yang  sedang  gelisah
menanggung  duka  , yang  tertimpa  musibah dan  bala,  Semoga  keselamatan
 
selalu tercurah kepadamu, sebanyak kesedihan yang menim pamu, sebanyak
duka nestapa yang kau rasakan.
Penyakitmu  telah  mem utuskan  hubunganmu  dengan  manusia,
menggantikan kesehatanmu  dengan penderitaan. Orang lain tertawa sedang
engkau  menangis.  Sakitmu  tidak  kunjung  reda,  tidurmu  tidak  nyenyak,
engkau berharap kesembuhan  walau harus  membayar  dengan semua yang
engkau punya.
Saudaraku yang sedang sakit! Saya tidak ingin memperparah lukamu,
nam un  saya  akan  memberimu  obat  mujarab  dan  membuatmu  terlepas  dari
derita yang bertahun tahun. Obat ini didapat dari sabda Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam
"
"
Obatilah orang yang sakit diantara kalian dengan sedekah
(Dihasankan oleh syaikh Albani dalam Shahihul Jam i')
Benar  saudaraku,  obatnya  adalah  sedekah  dengan  niat  m encari
kesem buhan.  Mungkin  engkau  telah  banyak  sedekah,  namun  tidak  engkau
niatkan  agar  Allah  menyembuhkanmu  dari  penyakit  yang  engkau  derita.
Cobalah  sekarang  dan  hendaknya  engkau  yakin  bahwasanya  Allah  akan
menyembuhkanmu. Berilah makan orang fakir, atau tanggunglah beban anak
yatim,  atau  wakafkanlah  hartamu,  atau  keluarkanlah  sedekah  jariahmu.
Sungguh  sedekah  dapat  menghilangkan  penyakit  dan  kesulitan,  musibah
atau cobaan.  Mereka  dari  golongan  Allah  yang diberi  taufik  oleh  Allah  telah
mencoba  resep  ini.  Akhirnya  m ereka  mendapatkan  obat  ruhiyah  yang  lebih
mujarab  dari  obat  jasmani.  Rasulullah  Shallallahu  Alaihi  Wasallam  juga
mengobati dengan obat ruhiyah sekaligus obat ilahiyah.  Para salafush shalih
juga  mengeluarkan  sedekah  yang  sepadan  dengan  penyakit  dan  musibah
yang  menimpa  mereka.  Mereka  m engeluarkan  harta  mereka  yang  paling
mereka cintai. Jangan kikir untuk dirimu sendiri, jika engkau memang memiliki
harta dan kemudahan. Inilah kesempatannya telah datang!!..
Dikisahkan bahwa Abdullah bin  Mubarak pernah ditanya oleh seorang
laki-laki  tentang  penyakit  yang  menimpa  lututnya  semenjak  tujuh  tahun.  Ia
telah  mengobati  lututnya  dengan  berbagai  macam  obat.  Ia  telah  bertanya
pada  para  tabib,  namun  tidak  menghasilkan  apa-apa.  Ibnul  Mubarak  pun
 
berkata  kepadanya,  "Pergilah  dan  galilah  sumur,  karena  manusia  sedang
membutuhkan  air.  Saya  berharap  akan  ada  mata  air  dalam  sumur  yang
engkau  gali  dan  dapat  m enyembuhkan  sakit    di  lututmu.  Laki-laki  itu  lalu
menggali  sumur  dan  ia  pun  sembuh ."(Kisah  ini  terdapat  dalam  Shahihut
.
Targhib)
Seorang laki-laki pernah  ditimpa  penyakit  kanker. Ia lalu  mencari  obat
keliling  dunia,  namun  ia  tidak  mendapatkannya.  Ia  kemudian  bersedekah
pada  seorang  janda  yang  mem iliki  anak-anak  yatim  dan  Allah  pun
menyembuhkannya.
Kisah lain, orang yang mengalami kisah ini menceritakan kepadaku, ia
berkisah,  "Anak  perempuan  saya  yang  masih  kecil  tertimpa  penyakit  di
tenggorokannya.  Saya  membawanya  ke  beberapa  rum ah  sakit.  Saya
menceritakan  penyakitnya kepada banyak dokter, namun tidak  ada hasilnya.
Dia  belum  juga  sembuh,  bahkan  sakitnya  tambah  parah.  Ham pir  saja  saya
ikut  jatuh  sakit  karena  sakit  anak  perempuan  saya  yang  mengundang  iba
semua  keluarga.  Akhirnya  dokter  memberinya  suntikan  untuk  mengurangi
rasa  sakit,  hingga  kami  putus asa  dari  semuanya  kecuali  dari  rahmat Allah.
Hal itu berlangsung sampai datangnya sebuah harapan dan dibukanya pintu
kelapangan. Seorang  shalih  menghubungi saya dan menyam paikan  sebuah
hadits  Rasulullah Shallallahu Alaihi  Wasallam,  "Obatilah orang sakit diantara
kalian dengan sedekah" (Dihasankan oleh Albani dalam Shahihul Jami') Saya
berkata, "Saya telah banyak bersedekah". Ia pun menjawab, "Bersedekahlah
kali  ini  dengan  niat  untuk  kesembuhan  anak  perempuanmu".  Sayapun
mengeluarkan  sedekah  sekedarnya  untuk  seorang  fakir,  namun  tidak  ada
perubahan.  Saya  kemudian  mengabarinya  dan  ia  berkata,  "Engkau  adalah
seorang yang banyak mendapatkan nikmat dan karunia dari Allah, hendaknya
engkau bersedekah  sebanding dengan  banyaknya  hartamu". Sayapun  pergi
pada kesempatan kedua, saya penuhi isi mobil saya dengan beras, ayam dan
bahan-bahan  sembako  dan  makanan  lainnya  dengan  menghabiskan  uang
yang  cukup  banyak.  Saya  lalu  m embagikannya  kepada  orang-orang  yang
membutuhkan  dan  mereka  senang  dengan  sedekah  saya.  Demi  Allah  saya
tidak pernah menyangka bahwa setelah saya mengeluarkan sedekah itu anak
 
saya  tidak  perlu  disuntik  lagi,  anak saya  sembuh total  walhamdulillah.  Saya
yakin  bahwa  faktor  (yang  menjadi  sebab)  paling  besar  yang  dapat
menyembuhkan penyakit adalah sedekah. Sekarang sudah berlalu tiga tahun,
ia  tidak  merasakan  penyakit  apapun.  Sem enjak  itu  saya  banyak
mengeluarkan  sedekah  khususnya  berupa  wakaf.  Setiap  saat  saya
merasakan  hidup  penuh  kenikmatan,  keberkahan,  dan  sehat  sejahtera  baik
pada diri pribadi maupun keluarga saya.
Saya  mewasiatkan  kepada  semua  orang  sakit  agar  bersedekah
dengan harta mereka yang paling mereka cintai, dan m engeluarkan sedekah
terus  menerus,  niscaya  Allah  akan  menyembuhkannya  walaupun  hanya
sebagian penyakit. Saya yakin kepada Allah dengan apa yang saya ceritakan.
Sungguh Allah tidak m elalaikan balasan untuk orang yang berbuat baik.
Kisah  lainnya,  diceritakan  oleh  pelakunya  sendiri.  Ia  berkata,
"Saudara  laki-laki  saya  pernah  pergi  ke  suatu  tempat.  Ditengah  jalan  ia
berhenti. Sebelumnya  ia  tidak pernah m engeluh  sakit apapun. Pada saat  itu
tiba-tiba  ia  jatuh  pingsan,  seolah-olah  peluru  menembus  kepalanya.  Kami
mengira  ia  tertim pa  al  'ain  (sakit  karena  pengaruh  mata  dengki  seseorang)
atau kanker  atau penyempitan  pembuluh  darah. Kami  lalu  membawanya  ke
berbagai  klinik  dan  rumah  sakit.  Kami  melakukan  berbagai  macam
pem eriksaan  dan  roentgen.  Hasilnya,  kepalanya  normal  saja,  namun  ia
mengeluh sakit  yang  membuatnya  tidak  bisa berbaring. Juga  tidak  bisa tidur
dan  hal  ini  berlangsung  lama.  Bahkan  jika  sakitnya  parah,  ia  tidak  bisa
bernapas apalagi berbicara.
Saya  lalu  bertanya  kepadanya, "Apakah engkau mempunyai  harta yang bisa
kami  sedekahkan?  Semoga  Allah  menyembuhkanmu".  Ia  menjawab,  "Ada".
Lalu ia memberiku kartu ATM dan aku cairkan dari kartu tersebut sekitar tujuh
belas  juta  rupiah.  Setelah  itu  saya  menghubungi salah  seorang  yang  shalih
yang  mengenal  beberapa  orang  fakir,  agar  ia  membagikan  uang  tersebut
kepada mereka. Saya bersumpah demi Allah yang maha mulia, saudara saya
sembuh  dari  sakitnya  pada  hari  itu  juga,  sebelum  orang-orang  fakir  itu
menerima  harta  titipan  tersebut.  Saya  benar-benar  yakin  bahwa  sedekah
mempunyai  pengaruh  yang  besar  bagi  kesembuhan  penyakit  seseorang.
Sekarang sudah berlalu satu tahun, ia sama sekali tidak mengeluhkan sakit di
 
kepalanya  lagi,  alhamdulillah.  Dan  saya  wasiatkan  kepada  kaum  muslilimin
agar mengobati penyakit mereka dengan sedekah.
Berikut kisah lainnya, pelakunya sendiri yang menceritakan kisah ini.
Ia  berkata,  "Anak  perempuan  saya  menderita  sakit  demam   dan  panas.  Ia
tidak  mau makan.  Saya  mem bawanya ke beberapa  klinik,  namun panasnya
masih  tinggi  dan  keadaannya  semakin  memburuk.  Saya  masuk  rumah
dengan  gelisah.  Saya  bingung  apa  yang  harus  saya  perbuat.  Istri  saya
berkata, "Kita akan bersedekah untuknya". Saya lalu menghubungi seseorang
yang  mengenal  orang-orang  miskin.  Saya  berkata  kepadanya,  "Saya  harap
anda  datang  shalat  bersama  saya  di  masjid.  Ambillah  dua  puluh  kantong
beras  dan  dua  puluh  kotak  ayam  di  tempat  saya,  lalu  bagikanlah  kepada
orang-orang  yang  membutuhkan".  Saya  bersumpah  demi  Allah  dan  saya
tidak  melebih-lebihkan  cerita,  lima  menit  setelah  saya  menutup  telpon,  tiba-
tiba  saya  melihat  anak  saya  menggerak-gerakkan  kaki  dan  tangannya,
berm ain  dan  melompat  diatas  tempat  tidur.  Ia  pun  makan  hingga  kenyang
dan  sembuh  total. Ini semua berkat  karunia Allah  kemudian sebab sedekah.
Saya  wasiatkan  semua  orang  untuk  mengeluarkan  sedekah  ketika  tertimpa
penyakit."
Marilah  saudaraku,  pintu  telah  terbuka,  tanda  kesembuhan  telah
tampak  di  depanmu.  Bersedekahlah  dengan  sungguh-sungguh  dan
percayalah kepada  Allah. Jangan seperti  orang yang  melalaikan  resep yang
mujarab  ini,  hingga  ia  tidak  mengeluarkan  sebagian  hartanya  untuk
bersedekah  lagi.  Padahal  bertahun-tahun  ia  menderita  sakit  dan  mondar
mandir  ke  dokter  untuk  mengobati  penyakitnya,  dengan  merogoh  banyak
uang dari sakunya.
Jika  engkau  telah  mencoba  resep  ini  dan  engkau  sembuh,  jadilah
orang yang  selalu  menolong  orang lain dengan  harta  dan usahamu.  Jangan
engkau m embatasi diri dengan sedekah untuk dirimu sendiri, namun obatilah
penyakit  orang-orang  yang  sakit  dari  keluargama  dengan  sedekah.  Jika
engkau tidak sembuh total, ketahuilah engkau sebenarnya telah disembuhkan
walau sedikit. Keluarkan sedekah lagi, perbanyak sedekah semampumu. Jika
 
engkau masih belum  sembuh, mungkin Allah memperpanjang sakitmu untuk
sebuah  hikmah  yang  dikehendakiNya  atau  karena  kemaksiatan  yang
menghalangi  kesembuhanmu.  Jika  dem ikian  cepatlah  bertaubat  dan
perbanyak doa di sepertiga malam terakhir.
Sedangkan bagi anda yang diberikan nikmat sehat oleh Allah, jangan
tinggalkan sedekah  dengan alasan engkau sehat. Seperti halnya orang yang
sakit  bisa  sembuh  maka  orang  sehatpun  bisa  sakit.  Sebuah  pepatah
mengatakan, "Mencegah lebih baik dari mengobati."
Apakah  engkau  akan  menunggu  penyakit  hingga  engkau  berobat  dengan
sedekah? Jawablah…! Kalau begitu bersegeralah bersedekah…
Sumber:
Buletin  dakwah terbitan yayasan  al sofwah Jakarta dengan sedikit
perubahan redaksi

Infak vs Zakat vs Sedekah

Infak vs Zakat vs Sedekah   

"Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik" (Q.S. Al-Baqarah 2:195)

"Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia; dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah." (Q.S.Al Hasyr 59:7)

Zakat adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.

Setiap harta yang sudah dikeluarkan zakatnya akan menjadi suci, bersih, baik, berkah, tumbuh, dan berkembang (at-Taubah: 103, dan ar-Rum: 39).

Persyaratan harta yang wajib dizakatkan itu:
1. Harta itu dikuasai secara penuh dan dimiliki secara sah, yang didapat dari usaha, bekerja, warisan, atau pemberian yang sah, dimungkinkan untuk dipergunakan, diambil manfaatnya, atau kemudian disimpan. Di luar itu, seperti hasil korupsi, kolusi, suap, atau perbuatan tercela lainnya, tidak sah dan tak akan diterima zakatnya. HR Muslim, Rasulullah bersabda bahwa Allah SWT tidak akan menerima zakat/sedekah dari harta yang ghulul (didapatkan dengan cara batil).

2. Harta yang berkembang jika diusahakan atau memiliki potensi untuk berkembang, misalnya harta perdagangan, peternakan, pertanian, deposito mudharabah, usaha bersama, obligasi, dan lain sebagainya.

3. Telah mencapai nisab, harta itu telah mencapai ukuran tertentu. Misalnya, untuk hasil pertanian telah mencapai jumlah 653 kg, emas/perak telah senilai 85 gram emas, perdagangan telah mencapai nilai 85 gram emas, peternakan sapi telah mencapai 30 ekor, dan sebagainya.

4. Telah melebihi kebutuhan pokok, yaitu kebutuhan minimal yang diperlukan seseorang dan keluarganya yang menjadi tanggungan nya untuk kelangsungan hidupnya.

5. Telah mencapai satu tahun (haul) untuk harta-harta tertentu, misalnya perdagangan. Akan tetapi, untuk tanaman dikeluarkan zakatnya pada saat memanennya (Q.S. Al-An'am: 141).

Perbedaan antara infak, zakat dan sedekah :
Infak berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan/ penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam.

Jika zakat ada nisabnya, infak tidak mengenal nisab. Jika zakat harus diberikan pada mustahik tertentu (8 asnaf) maka infak boleh diberikan kepada siapapun juga, misalnya untuk kedua orangtua, anak yatim, dan sebagainya (Q.S. Al-Baqarah: 215).

Infak dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia di saat lapang maupun sempit (Q.S Ali Imran: 134).

Pengertian sedekah sama dengan pengertian infak, termasuk juga hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika infak berkaitan dengan materi, sedekah memiliki arti lebih luas, menyangkut hal yang
bersifat non materiil.

HR Muslim dari Abu Dzar, Rasulullah menyatakan bahwa jika tidak mampu bersedekah dengan harta maka membaca tasbih, membaca takbir, tahmid, tahlil, berhubungan suami-isteri, dan melakukan
kegiatan amar ma'ruf nahi munkar adalah sedekah.

Seringkali kata-kata sedekah dipergunakan dalam Al Qur'an, tetapi maksud sesungguhnya adalah zakat, (Q.S At-Taubah: 60 dan 103).

Jika seseorang telah berzakat tetapi masih memiliki kelebihan harta, sangat dianjurkan sekali untuk berinfak atau bersedekah.

Berinfak adalah ciri utama orang yang bertakwa (al-Baqarah: 3 dan Ali Imran: 134), ciri mukmin yang sungguh-sungguh imannya (al-Anfal: 3-4), ciri mukmin yang mengharapkan keuntungan abadi (al-Faathir: 29). Berinfak akan melipatgandakan pahala di sisi Allah (al-Baqarah: 262).

"Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al Qur'an, (supaya jelas jalan orang-orang yang saleh) dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa. (Q.S.Al An'am 6: 55)

-------------
Sumber: Panduan Praktis tentang Zakat, Infak, Sedekah.
oleh : drs. K.H. Didin Hafidhuddin, M.Sc.

Manfaat Sedekah

Manfaat Sedekah

KEMATIAN BISA DIUNDUR
(Yusuf Mansur)

Kematian memang di tangan Allah. Maka ada satu hal yang bisa membuat kematian menjadi sesuatu yang bisa ditunda, yaitu kemauan bersedekah, kemauan berbagi dan peduli.

SUATU hari, Malaikat Kematian mendatangi Nabiyallah Ibrahim, dan bertanya, “Siapa anak muda yang tadi mendatangimu wahai Ibrahim?”

“Yang anak muda tadi maksudnya?” tanya Ibrahim. “Itu sahabat sekaligus muridku.”

“Ada apa dia datang menemuimu?”
“Dia menyampaikan bahwa dia akan melangsungkan pernikahannya besok pagi.”

“Wahai Ibrahim, sayang sekali, umur anak itu tidak akan sampai besok pagi.” Habis berkata seperti itu, Malaikat Kematian pergi meninggalkan Nabiyallah Ibrahim. Hampir saja Nabiyallah Ibrahim tergerak untuk rriemberitahu anak muda tersebut, untuk menyegerakan pernikahannya malam ini, dan memberitahu tentang kematian anak muda itu besok. Tapi langkahnya terhenti. Nabiyallah Ibrahim memilih kematian tetap menjadi rahasia Allah.

Esok paginya, Nabiyallah Ibrahim ternyata melihat dan menyaksikan bahwa anak muda tersebut tetap bisa melangsungkan pernikahannya.

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun, Nabiyallah Ibrahim malah melihat anak muda ini panjang umurnya.

Hingga usia anak muda ini 70 tahun, Nabiyallah Ibrahim bertanya kepada Malaikat Kematian, apakah dia berbohong tempo hari sewaktu menyampaikan bahwa anak muda itu umurnya tidak akan sampai besok pagi? Malaikat Kematian menjawab bahwa dirinya memang akan mencabut nyawa anak muda tersebut, tapi Allah menahannya.

“Apa gerangan yang membuat Allah menahan tanganmu untuk tidak mencabut nyawa anak muda tersebut, dulu?”

“Wahai Ibrahim, di malam menjelang pernikahannya, anak muda tersebut menyedekahkan separuh dari kekayaannya. Dan ini yang membuat Allah memutuskan untuk memanjangkan umur anak muda tersebut, hingga engkau masih melihatnya hidup.”

Saudara-saudaraku, pembaca “Kajian WisataHati” dimanapun Anda berada, kematian memang di tangan Allah. justru itu, memajukan dan memundurkan kematian adalah hak Allah. Dan Allah memberitahu lewat kalam Rasul-Nya, Muhammad shalla `alaih bahwa sedekah itu bisa memanjangkan umur. jadi, bila disebut bahwa ada sesuatu yang bisa menunda kematian, itu adalah…sedekah.

Maka, tengoklah kanan-kiri Anda, lihat-lihatlah sekeliling Anda. Bila Anda menemukan ada satu-dua kesusahan tergelar. maka sesungguhnya Andalah yang butuh pertolongan. Karena siapa tahu kesusahan itu digelar Allah untuk memperpanjang umur Anda. Tinggal apakah Anda bersedia menolongnya atau tidak. Bila bersedia, maka kemungkinan besar memang Allah akan memanjangkan umur Anda.

Saudara-saudaraku sekalian, tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan ajalnya akan sampai. Dan, tidak seseorangpun yang mengetahui dalam kondisi apa ajalnya tiba. Maka mengeluarkan sedekah bukan saja akan memperpanjang umur, melainkan juga memungkinkan kita meninggal dalam keadaan baik. Bukankah sedekah akan mengundang cintanya Allah? Sedangkan kalau seseorang sudah dicintai oleh Allah, maka tidak ada masalahnya yang tidak diselesaikan, tidak ada keinginannya yang tidak dikabulkan, tidak ada dosanya yang tidak diampunkan, dan tidak ada nyawa yang dicabut dalam keadaan husnul khatimah.

Mudah-mudahan Allah berkenan memperpanjang umur, sehingga kita semua berkesempatan untuk mengejar ampunan Allah dan mengubah segala kelakuan kita, sambil mempersiapkan kematian datang.

Sampai ketemu di pembahasan berikutnya. Insya Allah, kita masih membahas “sedikit tentang menunda umur, tapi kaitannya dengan kesulitan-kesulitan hidup yang kita hadapi “.

Salam, Yusuf Mansur.
Salam Wisata Hati.

“Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan” (An-Nisaa: 78)    -   www.tausiyah275.blogsome.com

Bersedekah yang Paling Utama

Bersedekah yang Paling Utama

 Dalam sebuah hadits terdapat penjelasan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengenai aktifitas bersedekah yang paling utama alias afdhol.

Tidak semua bentuk bersedekah bernilai afdhol. Bagi orang yang berusia muda dan sedang energik tentunya bersedekah memiliki nilai lebih tinggi di sisi Allah daripada bersedekahnya seorang yang telah lanjut usia, sakit-sakitan, dan sudah menjelang meninggal dunia.

Untuk itulah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam memberikan gambaran kepada ummatnya mengenai sedekah yang paling afdhol.

“Seseorang bertanya kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam: “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling afdhol?” Beliau menjawab: “Kau bersedekah ketika kau masih dalam keadaan sehat lagi loba, kau sangat ingin menjadi kaya, dan khawatir miskin. Jangan kau tunda hingga ruh sudah sampai di kerongkongan, kau baru berpesan :”Untuk si fulan sekian, dan untuk si fulan sekian.” Padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli waris).” (HR Bukhary)

Coba lihat betapa detilnya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan ciri orang yang paling afdhol dalam bersedekah. Sekurangnya kita temukan ada empat kriteria: (1) Dalam keadaan sehat lagi loba alias berambisi mengejar keuntungan duniawi; (2) dalam keadaan sangat ingin menjadi kaya; (3) dalam keadaan sangat khawatir menjadi miskin dan (4) tidak dalam keadaan sudah menjelang meninggal dunia dan bersiap-siap membuat aneka wasiat soal harta yang bakal terpaksa ditinggalkannya.

Pertama, orang yang paling afdhol dalam bersedekah ialah orang yang dalam keadaan sehat lagi loba alias tamak alias berambisi sangat mengejar keuntungan duniawi.

Artinya, ia masih muda lagi masa depan hidupnya masih dihiasi aneka ambisi dan perencanaan untuk menjadi seorang yang sukses, mungkin dalam karirnya atau bisinisnya.

Dalam keadaan seperti ini biasanya seseorang akan merasakan kesulitan dan keengganan bersedekah karena segenap potensi harta yang ia miliki pastinya ingin ia pusatkan dan curahkan untuk modal menyukseskan berbagai perencanaan dan proyeknya.

Dengan dalih masih dalam tahap investasi, maka ia akan selalu menunda dan menunda niat bersedekahnya dari sebagian harta yang ia miliki. Karena setiap ia memiliki kelebihan harta sedikit saja, ia akan segera menyalurkannya ke pos investasinya.

Setiap uang yang ia miliki segera ia tanam ke dalam bisnisnya dan ia katakan ke dalam dirinya bahwa jika ia bersedekah dalam tahap tersebut maka sedekahnya akan terlalu sedikit, lebih baik ditunda bersedekah ketika nanti sudah sukses sehingga bisa bersedekah dalam jumlah ”signifikan” alias berjumlah banyak. Akhirnya ia tidak kunjung pernah mengeluarkan sedekah selama masih dalam masa investasi tersebut.

Kedua, bersedekah ketika dalam keadaan sedang sangat ingin menjadi kaya. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam seolah ingin menggambarkan bahwa orang yang dalam keadaan tidak ingin menjadi kaya berarti bersedekahnya kurang bernilai dibandingkan orang yang dalam keadaan berambisi menjadi kaya. Sebab bila seorang yang sedang berambisi menjadi kaya bersedekah berarti ia bukanlah tipe orang yang hanya ingin menikmati kekayaan untuk dirinya sendiri.

Ia sejak masih bercita-cita menjadi kaya sudah mengembangkan sifat dan karakter dermawan. Hal ini menunjukkan bahwa jika Allah izinkan dirinya benar-benar menjadi orang kaya, maka dalam kekayaan itu dia bakal selalu sadar ada hak kaum yang kurang bernasib baik yang perlu diperhatikan.

Sekaligus kebiasaan bersedekah yang dikembangkan sejak seseorang baru pada tahap awal merintis bisnisnya, maka hal itu mengindikasikan bahwa si pelaku bisnis itu sadar sekali bahwa rezeki yang ia peroleh seluruhnya berasal dari Yang Maha Pemberi Rezeki, Allah Ar-Razzaq.

Hal ini sangat berbeda dengan orang kaya dari kaum kafir seperti Qarun, misalnya. Qarun adalah tokoh kaya di zaman dahulu yang di dalam meraih keberhasilan bisnisnya menyangka bahwa kekayaan yang ia peroleh merupakan buah dari kepiawaiannya dalam berbisnis semata.

Ia tidak pernah mengkaitkan kesuksesan dirinya dengan Yang Maha Pemberi Rezeki, Allah swt.


“Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku".(QS Al-Qshshash ayat 78)

Ketiga, sedekah menjadi afdhol bila si pemberi sedekah berada dalam keadaan khawatir menjadi miskin. Walaupun ia dalam keadaan khawatir menjadi miskin, namun hal ini tidak mempengaruhi dirinya. Ia tetap berkeyakinan bahwa bersedekah dalam keadaan seperti itu merupakan bukti ke-tawakkal-annya kepada Allah.

Ia sadar bahwa jika Allah kehendaki, maka mungkin sekali dirinya menjadi kaya atau menjadi miskin. Itu terserah Allah. Yang pasti keadaan apapun yang dialaminya tidak mempengaruhi sedikitpun kebiasaannya bersedekah.

Ia sudah menjadikan bersedekah sebagai salah satu karakter penting di dalam keseluruhan sifat dirinya. Persis gambarannya seperti orang bertaqwa di dalam Al-Qur’an:


”... yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit.” (QS Ali Imran ayat 133-134)

Keempat, Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sangat mewanti-wanti agar jangan sampai seseorang baru berfikir untuk bersedekah ketika ajal sudah menjelang. Sehingga digambarkan oleh beliau bahwa orang itu kemudian baru menyuruh seorang pencatat menginventarisasi siapa-siapa saja fihak yang berhak menerima harta miliknya yang hendak disedekahkan alias diwasiatkan.

Ini bukanlah bentuk bersedekah yang afdhol. Sebab pada hakikatnya, seorang yang bersedekah ketika ajal sudah menjelang, berarti ia melakukannya dalam keadaan sudah dipaksa oleh keadaan dirinya yang sudah tidak punya pilihan lain.

Bila seseorang bersedekah dalam keadaan ia bebas memilih antara mengeluarkan sedekah atau tidak, berarti ia lebih bermakna daripada seseorang yang bersedekah ketika tidak ada pilihan lainnya kecuali harus bersedekah.

Itulah sebabnya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam lebih menghargai orang yang masih muda lagi sehat bersedekah daripada orang yang sudah tua dan menjelang ajal baru berfikir untuk bersedekah.

Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa bersedekah yang paling afdhol. Terimalah, ya Allah, segenap infaq dan sedekah kami di jalanMu. Amin  .  - www.eramuslim.com

Keajaiban Sedekah Untuk Bisnis Kita

Sedekah menyimpan misteri tersendiri bagi umat manusia. Sedekah bisa mendatangkan berkah, bahkan terkadang berkah itu nyata. Banyak yang sudah membuktikan hal ini. Silahkan aja anda “googling”. Lalu bagaimana jika bisnis kita dihiasi juga dengan sedekah? Hemmm pasti akan indah. Berkah pasti akan selalu tercurahkan pada bisnis anda.

Saya ingat betul, pada tahun 2000 an saya pernah kecewa dengan yang namanya sedekah. Bayangkan, saya punya sebuah bisnis yang menghasilkan banyak profit waktu itu. Setelah membaca sebuah buku yang membahas tentang sedekah, saya pun mempraktekkan. Eh, hasilnya tidak seperti yang dituliskan di buku. Malahan usaha saya semakin merosot dan akhirnya tutup. Tapi akhirnya saya sadar, saya tidak mau berburuk sangka kepada Allah. Saya tetap berfikir positif menghadapi masalah ini, dan akhirnya semua saya kembalikan pada Allah. Mungkin saya kurang iklas, atau memang Allah punya rencana lain yang lebih bagus bagi bisnis saya ke depan.

Akhirnya sedekah benar-benar terbukti bagi saya. Saat saya menjual inventaris kantor, saya banyak bertemu dengan orang-orang yang memberi inspirasi bisnis baru bagi saya. Beberapa orang bekerjasama dengan saya dan beberapa yang lain saya ambil sebagai ide bisnis usaha saya yang lain.

Dari pengalaman saya di atas, akhirnya bisa saya ambil kesimpulan; iklas dan tetap berfikir positif adalah kunci utama bersedekah untuk kelancaran bisnis kita. Jika efek sedekah tidak kita rasakan sekaligus seperti cerita kebanyakan orang, pasti akan kita rasakan saat kita benar-benar membutuhkannya. Ingat Allah sudah berjanji untuk melipat gandakan setiap sedekah yang telah kita keluarkan, sekecil apapun itu.

0 komentar:

Posting Komentar